"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah,
 mengerjakan amal yang saleh, dan berkata:
'Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?'."
(Fushshilat: 33)

Hidup bukan hanya sekedar hidup. Asal bisa makan itu sudah cukup. Pola pikir seperti itu meski dihilangkan. Tahu kenapa?kita hidup bukan untuk diri kita sendiri. Ada istri atau anak yang akan menuntut kita. Menuntut untuk bisa mendapatkan hak-haknya. Istri mempunyai hak untuk di nafkahi. Mempunyai hak untuk punya tempat perlindungan, punya hak untuk disejahterakan. Sedangkan anak mempunyai hak untuk di Aqiqahkan, jangan hanya memotong seekor ayam sudah cukup. Punya hak untuk mendapatkan pendidikan yang cukup. Sampai jenjang yang lebih tinggi dan lebih tinggi. Dan yang sangat penting, anak mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan Agama.

Hidup adalah sebuah pilihan, bukan undian atau bahkan kebetulan. Kita dilahirkan di dunia adalah sebagai petarung. Kalau kita selalu kalah dalam kehidupan, khususnya dalam pertarungan ilmu, teknologi, bisnis ataupun politik, kita akan terpuruk. Bagaimana kita akan bermanfaatkan bagi orang lain, sedang diri sendiri saja selalu sulit. Bukankah manusia yang baik adalah manusia yang bermanfaat bagi kehidupan orang lain. Pilihan dalam hidup hanya ada dua, tidak bisa tiga atau bahkan empat. Dan pilihan itu memang harus kita pilih, Sorga atau Neraka. Dalam merintis suatu karier atau bisnis, pilihan itu harus dua juga, yaitu Hidup atau Mati. Bersambung